MEMAHAMI MAKNA EFISIENSI

Bangsa ini butuh generasi yang fokus untuk kepentingan rakyat bukan fokus pada kantong pribadi. Sadarkah kita, hampir delapan puluh tahun Indonesia merdeka tapi korupsi semakin merajalela. Kalau terus seperti ini “Indonesia Emas” hanya lah angan yang tidak mungkin dicapai.

MEMAHAMI MAKNA EFISIENSI

Memahami Makna Efisiensi 


Di awal tahun 2025 pasca pelantikan Presiden RI periode 2025-2029, tepatnya 22 Januari 2025 kita dihebohkan dengan keluarnya Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2025. Sekilas membaca sebenarnya kita semua sangat mendukung dengan instruksi yang disampaikan oleh Bapak Presiden, asalkan memang apa yang diinstruksikan itu berjalan sesuai dengan semestinya tanpa harus pandang bulu dan semua lapisan yang berperan dalam tata kelola pemerintahan secara konsisten menjalankannya.
Dengan melakukan efisiensi, pemerintah sebenarnya dapat mengkontrol kegiatan yang sudah over budgeting, kegiatan yang sudah melenceng dari marwah dan esensinya, memaksimalkan anggaran sesuai peruntukannya, memaksa ASN sebagai birokrat untuk lebih kreatif melakukan inovasi dengan anggaran yang minimum tapi hasil tetap maksimal karena target capaian tidak mungkin dikurangi.
Satu bulan setelah itu sebagian sibuk untuk “mengefisienkan”, sebagian yang lain sibuk untuk tetap tidak “mengefisienkan ”, dan sebagian lainnya sibuk untuk mendapatkan tambahan pasca “mengefisienkan”. Sungguh ironi memang, disaat yang lain memutar otak untuk tetap berkarya dengan anggaran seadanya sedangkan yang lain tetap berekreasi. Ketika dengan tegas disebutkan kegiatan ceremony untuk ditunda, tapi upacara penyambutan tetap dilaksanakan. Ketika natura dan honor narasumber untuk pelatihan, bimbingan teknis dan juga rapat koordinasi diefisienkan tapi pelatihan yang dikemas dalam pendidikan militer tetap dilaksanakan.
Di sisi lain banyak sarana prasarana yang sejatinya sudah tidak layak dipaksa untuk tetap menghasilkan output maksimal sedangkan efisiensi hanya memungkinkan untuk pemeliharaan tanpa adanya pengadaan. Belum lagi kebijakan untuk menyelesaikan tenaga honorer yang pada kenyataannya membengkakkan anggaran belanja pegawai yang telah melebihi 30%.
Kita dipaksa untuk efisien tapi terkadang kebijakan tidak berpihak pada kita, akhirnya hanya orang yang memiliki kesadaran terhadap tanggung jawabnya yang akan terus berinovasi untuk mencapai targetnya. Sedangkan yang tidak memiliki rasa tanggung jawab akan berjalan seadanya tanpa perlu repot memikirkan hasil yang ditargetkan.
Terlepas dari itu semua, semoga kita sebagai warga negara menjadi bagian yang memanfaatkan momentum ini untuk benar-benar dapat memilah membelanjakan anggaran sesuai prioritas kegiatan yang berdampak luas, tepat sasaran dan bermanfaat. Kalaupun masih ada yang bermain-main semoga kita bukan bagian dari mereka. Bangsa ini butuh generasi yang fokus untuk kepentingan rakyat bukan fokus pada kantong pribadi. Sadarkah kita, hampir delapan puluh tahun Indonesia merdeka tapi korupsi semakin merajalela. Kalau terus seperti ini “Indonesia Emas” hanya lah angan yang tidak mungkin dicapai. (mo)


Oleh : Nala Rena

What's Your Reaction?

like
2
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0