SIHIR PURBAYA
Perilaku Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mampu mencuri perhatian publik. Sentimen positif pada masa jabatan sebulan ini dirasakan salah satunya pasar modal. Namun akankah sentimen positif akan konsisten ke depannya?
SIHIR PURBAYA
Baru sebulan Purbaya Yudhi Sadewo dilantik menjadi menteri keuangan menggantikan Sri Mulyani, namun informasi yang beredar di media online mengenai kebijakan pemerintah dibidang keuangan semakin dominan. Seperti dimaklumi bersama bahwa kondisi keuangan negara sedang tidak baik-baik saja, sehingga penggantian menteri keuangan oleh Presiden Prabowo tentu "mengejutkan". Meskipun beberapa waktu sebelumnya isu pemberhentian Sri Mulyani juga sudah cukup santer terdengar. Keterkejutan masyarakat keuangan ditandai dengan ISHG ditutup melemah 1,28 % ke level 7.766,85 pada 8 September 2025 pada hari Purbaya dilantik, seperti dilansir oleh databoks.katadata.co.id dengan judul "ISHG Ditutup Ambruk Seiring Pencopotan Sri Mulyani Dari Menkeu", namun kemudian genap satu bulan setelah Purbaya menjabat terjadi lonjakan saham-saham fundamental kuat hingga indeks saham gabungan berhasil ditutup menguat 1,04% pada akhir perdagangan Kamis 9 Oktober 2025 ke posisi 8.250,94 bahkan media indopremier.com memberikan judul "Purbaya Effect: Saham Fundamental Ngegas, IHSG Cetak Rekor".
Dalam satu bulan ini masyarakat disuguhi berbagai informasi tentang sikap Purbaya terhadap menteri-menteri lainnya, pernyataan bahwa loyalitas tunggal kepada Presiden layak menjadi pujian. Sikap dan pembawaannya mengesankan sebagai menteri yang tidak mau diatur oleh menteri lainnya, menggambarkan bahwa dirinya merasa mendapatkan mandat penuh dari Presiden Prabowo untuk mengatur keuangan negara. Begitupun ketika harus menjelaskan permasalahan moneter dihadapan Komisi XI DPR RI jauh dari kesan tertekan, terlihat santai bahkan berani mengatakan "Yang jadi pertanyaan saya, di sini Komisi XI rapatnya dengan menteri keuangan (Sri Mulyani) berapa ratus hari dalam setahun, kenapa tidak pernah mempertanyakan itu? Dan sekarang saya datang ke sini, tiba-tiba pertanyaan banyak sekali, yang seharusnya sudah putus pada waktu itu" saat baru dua hari menjabat (cnnindonesia.com, 10/9).
Purbaya simbol perlawanan terhadap tata perilaku pejabat yang terkesan loyalitas bercabang, penjilat, kaku, tersandera kasus dan konservatif. Purbaya mampu menyihir masyarakat dengan perilakunya, masyarakat merasa terwakili. Selama ini Menteri Keuangan Sri Mulyani telah mengalami kebuntuan di dalam mencari terobosan perbaikan keuangan negara dan perekonomian masyarakat. Kebijakan Sri Mulyani menjelang lengser mulai dari pemotongan anggaran belanja negara sampai dengan menaikkan pajak, atau mencari obyak pajak baru sehingga terkesan solusi yang ditawarkan dari situ kesitu lagi, konservatif. Purbaya mencoba menarasikan dirinya pribadi yang berbeda dari pendahulunya. Menawarkan solusi yang berbeda, diantaranya mengancam akan mengambil anggaran yang tidak terserap sesuai dengan target penyerapan, bahkan ini diklaim sebagai efisiensi gaya Purbaya. Mengalihkan dana Sisa Anggaran Lebih ke Bank Indonesia bahkan sebesar 200 trilyun. Berharap anggaran tersebut dapat diserap oleh masyarakat dan mampu menggerakan perekonomian, meskipun banyak yang pesimis, sebab dikhawatirkan akan memicu inflasi dan menurunnya suku bunga bank.
Sampai saat ini Purbaya mampu menyihir masyarakat dengan pandangannya, sebagai awal yang baik untuk kepemimpinan yang baru. Namun apakah Purbaya akan kosisten dengan pandangannya? Dan apakah strateginya akan memperbaiki kondisi keuangan negara? Belum tentu juga.
Oleh : Satriyatmo
What's Your Reaction?