TOT TOT WUK WUK NADA GENDERANG FEODALISME

TOT TOT WUK WUK NADA GENDERANG FEODALISME

TOT TOT WUK WUK NADA GENDERANG FEODALISME
Oleh: Satriyatmo

FEODALISME 
Feodalisme dianggap telah hilang seiring dengan lenyapnya pajajah dari atas bumi. Sebab bangsa-bangsa diatas bumi mayoritas memilih berdemokrasi di dalam menjalankan kehidupan bernegara. Tidak seperti peradaban sebelumnya, bahwa bangsa-bangsa di atas bumi selama berabad-abad dalam sejarah tertulis sebagai bangsa monarki. Meskipun konteks dan corak setiap bangsa berbeda-beda. Demokrasi dan monarki memang bukan hitam putih. Kadang kedua sistem tersebut berjalan beriringan, seperti Inggris, Malaysia, Jepang dan beberapa negara lainnya yang menganut demokrasi namun masih melibatkan simbol negara dari hasil genetika biologis berupa raja, kaisar atau sebutan lainnya. Kadar keterlibatan raja dalam bernegara masing-masing bangsa berbeda-beda bahkan kadang hanya sebagai simbol tradisi semata. Namun yang masih nampak dari warisan monarki sampai saat ini adalah budaya feodalisme. Monarki lekat dengan budaya feodal yaitu adanya privilege atau keistimewaan sosial terhadap pihak keluarga raja. Namun jika sebuah bangsa yang sudah tidak terdapat raja maka penguasa hasil dari proses demokrasi kadang menganggap dirinya "raja" sebagai pemegang kedaulatan. Maka keistimewaan sosial berpindah dari raja kepada penguasa, meski kekuasaannya berasal dari proses demokrasi.  Sesungguhnya bukanlah perpindahan privilege tapi lebih tepatnya para penguasa merasa diri punya keistimewaan sosial ditengah masyarakat dalam segala hal. Sesungguhnya di dalam sistem demokrasi para penguasa hanya penyelenggara negara, yang bekerja untuk kesejahteraan rakyatnya, sedangkan kedaulatan tetaplah ditangan rakyat. Keistimewaan sosial tot tot wuk wuk adalah salah satu sinyalemen feodalisme aktual yang terjadii di masyarakat.
Saat ini dibeberapa media sosial menayangkan tentang masyarakat yang tidak respek lagi terhadap pengawalan menggunakan mobil berstrobo dan klakson berbunyi tot tot wuk wuk. Sesungguhnya terdapat aturan tentang penggunaan alat tambahan strobo/ rotari dan sirine,  misalnya pada mobil pemadam kebakaran dan ambulance. Namun yang dipermasalahkan saat ini adalah ditemukannya penyalahgunaannya. Misalnya Konvoi atau kendaraan berplat dinas atau bahkan kendaraan pribadi untuk kepentingan tertentu bisa dikawal dengan kendaraan yang menggunakan strobo dan sirine. Pengaturan hal ini tentu sangat subyektif sehingga berpotensi disalahgunakan oleh pihak yang ingin mendapatkan keistimewaan sosial yaitu para kaum feodalis. Kaum feodalis adalah kaum yang ingin dimengerti dan dimaklumi namun dirinya tidak mau mengerti dan enggan memaklumi pihak lain sebab dirinya merasa berkasta lebih tinggi.

SISTEM SPOIL
Sistem spoil biasanya terdapat dalam pemerintahan feodal berupa kerajaan, sedangkan kebalikannya adalah sistem merit yang biasanya diterapkan dalam pemerintahan modern yaitu negara demokrasi.  Di bangku kuliah khusunya politik pemerintahan mempelajari hal ini. Sistem spoil pertama kali dinyatakan oleh senator Marcy yang membela presiden Amerika Serikat, Andrew Jackson sekitar tahun 1830-an. Pada intinya bahwa sistem spoil adalah memberikan kewenangan sepenuhnya kepada pemenang untuk memegag tapuk jabatan-jabatan sesuai yang diinginkan. Dalam konteks ini jabatan adalah rampasan perang, jadi "to the victors belong the spoils" kepada pemenanglah rampasannya.
Dalam sistem spoil sang pemenang membagi kue kekuasannya kepada para teman seperjuangan ketika menuju jalan kemenangan. Kekuasaan dibagikan kepada yang dianggap berjasa bagi dirinya baik itu partai politik pendukung, teman, keluarga, relawan dan sesiapapun, perkara kompetensi tidak terlalu dipermasalahkan. Apakah sistem spoil baru terjadi pada jamannya Presiden Amerika Andrew Jackson? Tentu saja tidak. Ketika masa kejayaan negara dengan tatanan pemerintahan kerajaan sistem spoil tentu lebih kental lagi. Namun ketika itu wajar saja, sebab raja yang feodal itu memiliki kekuasaan penuh atas kebijakannya termasuk di dalam menunjuk pejabatnya. Dengan demikian maka Andrew Jackson dianggap sebagai pencetus sistem spoil di dalam negara yang menganut demokrasi. Dalam kasus ini sistem spoil bertujuan untuk memastikan kelanggengan atas kekuasannya. Sebab teman seperjuangan dianggap akan selalu loyal, tidak akan berkhianat. Meskipun tidak selalu begitu. Bukankah Sultan Agung dikhianati oleh Tumenggung Endranata prajuritnya yang "setia"? Sehingga atas pengkhinatan itu Sultan Agung harus menanggung malu dan kekalahan melawan VOC di Batavia. 
Lalu, pertanyannya apakah saat ini masih terdapat sistem spoil?  Entahlah.

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0